Sabtu, 20 April 2013

UTS EKOLOGI HEWAN

SOAL
  1. Konsep waktu-suhu yang berlaku pada hewan  poikilotermik sangat berguna aplikasinya dalam pengendalian hama pertanian, khususnya dari golongan serangga. Jelaskan arti konsep waktu secara singkat, dan berikan contoh ulasannya terkait dengan kasus ulat bulu yang menyerbu tanaman mangga di Probolinggo Tahun 2010.
  2. Jelaskan pemanfaatan konsep kelimpahan, intensitas dan prevalensi, disperse, fekunditas, dan kelulushidupan dalam kaitannya dengan penetapan hewan langka
  3. Jelaskan aplikasi konsep interaksi populasi, khususnya parasitisme dan parasitoidisme, dalam pengendalian biologis. Berikan contohnya!
  4. Nilai sikap dan karakter apa yang harus ditumbuhkan pada siswa ketika belajar konsep-konsep dalam ekologi hewan? Berikan contoh riilnya!
  5. Uraikan satu contoh pemanfaatan indikator hewan untuk monitoring kondisi lingkungan secara mendetail, mulai dari jenis, prinsip dan praktik pemanfaatannya! 
  6. Apakah manfaat pengetahuan tentang relung bagi aktivitas konservasi? Berikan salah satu contoh hewan langka, lakukan kajian tentang relungnya. (dalam satu kelas, hewan yang dikaji tidak boleh sama)
  7. JAWABAN UTS EKOLOGI HEWAN

    1.      Konsep waktu suhu merupakan keterkaitan antara suhu lingkungan dengan waktu tumbuh dan berkembangnya hewan ektothermal. Hewan poikilothermal sama dengan hewan ektothermal. Dalam pertumbuhannya hewan ektothermal memerlukan kombinasi antara faktor waktu dan faktor suhu lingkungan. Hewan ektothermal tidak dapat tumbuh dan berkembang bila suhu lingkungannya dibawah batas suhu minimum sehingga memerlukan waktu yang cukup lama. Untuk dapat tumbuh dan berkembang, hewan ektothermal memerlukan suhu lingkungan di atas batas suhu minimumnya maka semakin singkat waktu yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang.
         §   Pada kasus peledakan ulat bulu diprobolinggo yang berkaitan dengan konsep waktu suhu menurut analisis saya, suhu lingkungan diprobolinggo pada saat itu berada diatas batas suhu minimum yang diperlukan untuk pertumbuhan ulat bulu, sehingga waktu tumbuhnya cepat dan mengakibatkan laju pertumbuhannya meningkat tajam. Selain itu didukung faktor-faktor lain yang menyebabkan ulat bulu tahan terhadap lingkungan yang ditempatinya seperti jumlah predator yang sedikit, ketersediaan nutrisi dll, dimana sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa peledakan ulat bulu diprobolinggo dapat dipicu oleh dua faktor, yakni keterkaitan ketersediaan nutrisi (food quality) bagi hama dan faktor lingkungan seperti faktor predator, parasit, dan suhu lingkungan.

    2.    Dalam penetapan hewan langka, perlu adanya kajian an penelitian tentang berbagai interaksi dalam populasi hewan dan aspek-aspek ekologi dari individu atau spesies dari hewan tersebut, hal itu penting karena hewan membutuhkan interaksi dengan hewan lain, selain itu kita juga harus tau mengenai bagaimana ekologinya, tanpa kajian-kajian mengenai hal tersebut hewan yang ditetapkan tidak akan dapat bertahan lama karena bisa saja terjadi persaingan, kematian karena makanan yang tidak sesuai, lingkungan yang tidak sesuai dan sebagainya.
    Sumber referensi:
    http://layartekno.blogspot.com/2012/10/definisi-ekologi-dan-konsep-ekologi.html
    3.    Aplikasi interaksi populasi tentunya memberi dampak yang positif dan negatif antar populasi yang berkaitan, interaksi yang terjadi pada parasitisme dan Parasitoid dalam pengendalian biologi memberi pengaruh positif terhadap populasi yang sedang mengalami pertumbuhan karena ia memerlukan populasi lain yang dijadikan inang sebagai tempat pertumbuhannya, tetapi hal itu menjadi pengaruh yang negatif terhadap populasi yang dijadikan sebagai inang, karena Parasitoid mempunyai karakteristik pemangsa, yaitu membunuh inangnya sendiri , begitu pula dengan parasit  yang hanya membutuhkan satu inang untuk tumbuh, berkembang, dan bermetamorfosis. Pola interaksi yang terjadi secara alamiah karena ada hubungan dalam rantai makan, dan keterlibatan populasi yang satu terhadap yang lain merupakan hubungan langsung dan menghambat pertumbuhan populasi lainnya. Parasitoid berguna karena membunuh serangga hama. Contoh Pelepasan secara augmentasi musuh alami terhadap hama arthropoda pada lokasi tanaman panen, sayuran, di greenhouse merupakan contoh lain dimana pengendalian ini menyediakan pengendalian biologi yang mendekati komplit

    4.    Nilai sikap dan karakter yang harus ditumbuhkan pada siswa ketika belajar konsep-konsep dalam ekologi hewan adalah rasa cinta dan kasih sayang terhadap hewan, rasa ingin tahu terhadap hewan-hewan yang sudah langka maupun yang tidak, rasa keingintahuan terhadap pelestarian dan perlindungan hewan sehingga siswa terpacu untuk mempelajari lingkungan, ekosistem, perilaku hewan dan segala sesuatu yang dipelajari dalam ekologi. Selain itu penerapan dalam kehidupan sehari-hari terhadap apa yang telah dipelajari dalam ekologi hewan perlu ditumbuhkan pada siswa, seperti pengendalian biologi dalam bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan.
    Sumber referensi :
    5.    Contoh yang diambil : Ikan mas (Cyprinus Carpio L.)
    Ikan mas (Cyprinus Carpio L.) dapat digunakan sebagai hewan uji hayati karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Di Indonesia ikan yang termasuk famili Cyprinidae ini termasuk ikan yang populer  dan paling banyak dipelihara rakyat, serta mempunyai nilai ekonomis. Ikan mas sangat peka terhadap faktor lingkungan pada umur lebih kurang tiga bulan dengan ukuran 8-12 cm. Disamping itu ikan mas di kolam biasa (Stagnant water) kecepatan tumbuh 3 cm setiap bulanya.
    Prinsip : organisme yang cocok untuk digunakan sebagai uji hayati tergantung dari beberapa faktor :
    a.    Organisme harus sensitif terhadap material beracun dan perubahan linkungan.
    b.    Penyebanya luas dan mudah didapat dalam jumlah yang banyak.
    c.    Mempunyai arti ekonomi, rekreasi dan kepentingan ekologi baik secara daerah maupun nasional.
    d.   Mudah dipelihara dalam laboratorium.
    e.    Mempunyai kondisi yang baik, bebas dari penyakit dan parasit.
    f.     Sesuai untuk kepentingan uji hayati.
    Praktik pemanfaatannya :
    Ikan dapat menunjukkan reaksi terhadap perubahan fisik air maupun terhadap adanya senyawa pencemar yang terlarut dalam batas konsentrasi tertentu. Reaksi ini dapat ditunjukkan dalam percobaan di laboratorim, di mana terjadi perubahan aktivitas pernafasan yang besarnya perobahan diukur atas dsar irama membuka dan menutupnya rongga “Buccal” dan ofer kulum. Pengukuran aktivitas pernafasan merupakan cara yang amat peka untuk menguikur reaksi ikan terhadap kehadiran senyawa pencemar. Selain gerakan ofer kulum dan frekwensi batuk parameter darah merupakan indikator yang sensitif pada kehidupan sebagai peringatan awal dari kwalitas air. Perubahan faal drah ikan yang diakibatkan senyawa pencemar, akan timbul sebelum terjadinya kematian (Larsson et al, 1976). Pemeriksaan darah mempunyai kegunaan dalam menentukan adanya gangguan fisiologis tertentu dari ikan. Parameter faal darah dapat diukur dengan mengamati kadar hemoglobin, nilai hematokrit dan jumlah sel darah merah. Penelitian tentang kesanggupan ikan mas untuk mendeteksi insektisida memperlihatkan bahwa ikan mas (Cyprinus carpui L.) dapat mendeteksi adanya insektisida bayrusil dalam air pada konsentrasi 55 ppm. Dimana pada konsentrasi tersebut setelah 10 menit ikan mas telah menghidari akan trjadi perubahan frekwensi gerakan ofer kulum yang mula- mula cepat kemudian melambat dan ahirnya lemas.
    Sumber referensi :
    6.    Dari mempelajari relung kita dapat memahami dan mengatasi masalah kondisi dan sumberdaya yang membatasi atau secara potensial membatasi suatu populasi hewan, sehingga pengetahuan tentang relung dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan konservasi terhadap hewan langka dalam rangka melestarikan hewan-hewan tersebut agar tidak punah. Berdasarkan referensi disebutkan bahwa relung ekologi hewan adalah status fungsional hewan itu dalam habitat yang ditempatinya sehubungan dengan adaptasi-adaptasi fisiologis, struktural dan pola perilakunya (Sukarsono. 2012).
    Contoh hewan langka yang diambil adalah : Hewan Singapuar (Tarsius Bancanus)
    Habitat asli hewan langka ini ada di Kepualau Riau, Sumatera bagian selatan dan tenggara, juga di kepulauan Kalimantan. Relung Hewan ini berada di atas pohon,makanannya adalah serangga, sehingga dalam komunitasnya terjadi peristiwa makan dan dimakan, sedangkan kedudukan hewan ini sebagai predator bagi serangga, sehingga relung hewan Singapuar (Tarsius Bancanus ) adalah relung tropik.
    Sumber referensi:
     

Senin, 18 Maret 2013

BERBAGAI HAL TENTANG BELUT


1. Pengertian Belut
Belut adalah sekelompok ikan berbentuk mirip ular yang termasuk dalam suku Synbranchidae. Suku ini terdiri dari empat genera dengan total 20 jenis. Jenis-jenisnya banyak yang belum diperikan dengan lengkap sehingga angka-angka itu dapat berubah. Anggotanya bersifat pantropis (ditemukan di semua daerah tropika). Belut suka memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor.Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, Perancis dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan. 
2. Morfologi
Secara taksonomi, belut termasuk kedalam Kelas Pisces, akan tetapi ciri fisiknya sedikit berbeda dengan Kelas Pisces lainnya. Tubuh belut hampir menyerupai ular, yaitu gilig (silindris) memanjang, tidak bersisik, hanya dilapisi kulit yang hampir mirip dengan plastik. Kulit belut berwarna kecoklatan, mulut dilengkapi dengan gigi-gigi runcing kecil-kecil berbentuk kerucut dengan bibir berupa lipatan kulit yang lebar di sekitar mulut . Belut merupakan hewan karnivora, oleh karena itu memiliki lambung yang besar, palsu, tebal, dan elastis. Panjang tubuhnya mencapai 90 cm. Belut hidup di perairan dangkal dan berlumpur, tepian sungai, kanal, serata danau dengan kedalaman kurang dari 3 meter. Belut di habitat aslinya hidup pada media berupa 80% lumpur dan 20% air (Roy 2009).
Belut sawah ( Monopterus albus)

3. Klasifikasi Belut
Klasifikasi belut (Monopterus albus) menurut Saanin (1968) adalah sebagai berikut:
Kingdom  : Animalia
Filum        : Vertebrata
Kelas        : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo         : Synbranchoidea
Famili        : Synbranchoidae
Genus        : Monopterus
Spesies      : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa); Monopterus albus Zuieuw (belut sawah); Macrotema caligans Cant (belut kali/laut).
 Jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut. Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai adalah jenis belut sawah. 

Kamis, 31 Januari 2013

Mari Kita Diskusi... :) Bisa juga buat referensi...



Pengaruh Pertumbuhan Mikroba Terhadap Kehidupan Manusia
(Effect of Microbial Growth Of Human Life)
Moch. Agus Krisno, Rumsiyati,Ismah Kamilatul Isnaini, Reny Widyawati
Progam Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Tlogomas 246 Malang Telp. 464318
Abstract
Microbes is known as a living body of micron-sized or small. A large of bacteria found inside or outside the body such as the ground, air water, etc. Due to the growth of bacteria. Growth is the increased volume, the size and in the number of cells. Bacteria generally reproduce asexually (vegetative = not married), that is by binary fission in which each cell divides into two. Bacterial cell growth usually follows a specific growth pattern in the form of sigmoid growth curve. Bacterial growth curve can be separated into four main phases: lag phase, log phase, stationare phase, a phase of decline. The growth of these bacteria affect human life, some are beneficial and some are detrimental.
Key word: Microbial, Growth, Reproduction, Growth curve.
Abstraksi
Mikroba merupakan jasad hidup yang berukuran mikron atau kecil. Banyaknya bakteri yang terdapat didalam maupun diluar tubuh kita seperti ditanah, udara, air dan sebagainya disebabkan karena adanya pertumbuhan bakteri. Pertumbuhan merupakan pertambahan volume, ukuran dan pertambahan jumlah sel. Bakteri secara umum bereproduksi secara aseksual (vegetatif = tak kawin), yaitu dengan melakukan pembelahan biner dimana setiap sel membelah menjadi dua. Pertumbuhan sel bakteri biasanya mengikuti suatu pola pertumbuhan tertentu berupa kurva pertumbuhan sigmoid. Kurva pertumbuhan bakteri dapat dipisahkan menjadi empat fase utama yaitu: fase lag, fase log, fase stationare, fase decline. Pertumbuhan bakteri ini mempengaruhi kehidupan manusia, ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan.
Kata Kunci: Mikroba, Pertumbuhan, Reproduksi, Kurva pertumbuhan.
PENDAHULUAN

Mikroba adalah jasad hidup yang berukuran mikron atau kecil. Tanpa kita sadari dalam tubuh manusia terdapat berjuta-juta bakteri yang akan bersimbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme maupun saprofit. Banyaknya jumlah bakteri yang terdapat didalam maupun diluar tubuh kita seperti ditanah, udara, air dan sebagainya, hal ini disebabkan karena adanya pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri.
Umumnya reproduksi bakteri secara aseksual/vegetatif (tak kawin) dengan cara membelah diri secara biner melintang. Namun, juga terdapat beberapa bakteri yang melakukan pertukaran materi secara paraseksual. Pertumbuhan bakteri ini dapat dilihat dari kurva pertumbuhan bakteri pada tiap fasenya. Pada umumnya masyarakat menganggap bakteri hanya merugikan manusia tetapi dilihat dari manfaatnya, bakteri sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pertama bakteri baik/ menguntungkan contohnya bakteri Escerichia coli yang berperan dalam proses pembususkan dan sisa makanan dan membentuk vitamin K dan vitamin B12 yang berada dalam usus besar dan bakteri Rhizobium yang berperan dalam mengikat nitrogen pada akar tanaman polong-polongan, dan jenis bakteri kedua adalah bakteri jahat/merugikan contohnya Salmonella thyphosa, bakteri ini merupakan penyebabkan penyakit tifus, selain bakteri yang dicontohkan masih banyak bakteri lain yang dapat merugikan maupun menguntungkan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya (Anshori. 2011).
Berdasarkan uraian yang dijelaskan diatas, pada pembahasan artikel ini akan dijelaskan bagaimana bakteri melakukan pertumbuhan serta pengaruhnya bagi kehidupan manusia.
Pembelahan Sel
Pertumbuhan merupakan meningkatnya jumlah kuantitas massa sel dengan cara terbentuknya sel-sel baru. Terjadinya proses pertumbuhan ini tergantung dari kemampuan sel dalam membentuk protoplasma baru dari nutrient yang tersedia dilingkungan (Kapti. 2011).
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi (Dakhlan. 2009).
Semua organisme selular terbagi ke dalam dua golongan besar berdasarkan arsitektur basal dari selnya, yaitu organisme  eukariotik dan organisme prokariotik. Organisme eukariotik memiliki organisasi intraselular yang jauh lebih kompleks, antara lain dengan membran internal, organel yang memiliki membran tersendiri seperti inti sel dan sitoskeleton yang sangat terstruktur. Sel eukariotik memiliki beberapa kromosom linear di dalam nuklei, di dalamnya terdapat sederet molekul DNA yang sangat panjang yang terbagi dalam paket-paket yang dipisahkan oleh histon dan protein yang lain (Mubarak. 2012).
Sedangkan organisme prokariotik tidak memiliki inti sel dan mempunyai organisasi internal sel yang relatif lebih sederhana. Prokariotik terbagi menjadi dua kelompok yang besar, yaitu: eubakteria yang meliputi hampir seluruh jenis bakteri, dan archaea, kelompok prokariotik yang sangat mirip dengan bakteri dan berkembang biak di lingkungan yang ekstrim seperti sumber air panas yang bersifat asam atau air yang mengandung kadar garam yang sangat tinggi (Kapti. 2011).
Bakteri itu sendiri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain dan mampu hidup di darat hingga lautan serta di tempat-tempat yang ekstrim sekalipun. Bakteri secara umum bereproduksi secara aseksual (vegetatif = tak kawin), yaitu dengan melakukan pembelahan biner dimana setiap sel membelah menjadi dua. Namun di sisi lain bakteri juga bereproduksi secara seksual yaitu dengan melakukan pertukaran materi genetik (rekombinasi gen atau rekombinasi DNA) dengan bakteri yang lain (Mubarakh. 2012).
Namun dalam artikel ini akan lebih difokuskan pada reproduksi bakteri secara aseksual, yaitu dengan pembelahan biner. Pada pembelahan biner sel bakteri membelah menjadi dua sel anakan. Waktu yang dibutuhkan untuk pembelahan biner pada bakteri adalah 20 menit, ada pembelahan biner yang berjalan kurang sempurna. Di awal pembelahan sel, dinding sel belum terbentuk sempurna dan sel-sel anak tetap tergabung. Apabila pembelahan biner tetap  berlanjut akan terbentuk suatu rangkaian sel (Yohandi. 2012).
Tabel 1.1 Pembelahan Bakteri Tiap 15 Menit (Yohandi. 2012).
 




Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel induknya. Pembelahan biner mirip mitosis pada sel eukariot. Bedanya, pembelahan biner pada sel bakteri tidak melibatkan serabut spindle dan kromosom. Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut:
1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.
2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni.


Picture2.jpg
 








                                                                                                            
Gambar 1.1 Pembelahan Biner pada Bakteri (Yohandi. 2012).
Bakteri keadaan normal dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel. Tetapi pembelahan bakteri mempunyai faktor pembatas misalnya kekurangan makanan, suhu tidak sesuai, hasil eksresi yang meracuni bakteri, dan adanya organisme pemangsa bakteri. Jika hal ini tidak terjadi, maka bumi akan dipenuhi bakteri (Yohandi. 2012).
Kurva Pembelahan Sel
Bakteri merupakan organisme prokariotik. Pertumbuhan merupakan pertambahan volume, pertambahan ukuran dan pertambahan jumlah sel. Pertumbuhan sel bakteri biasanya mengikuti suatu pola pertumbuhan tertentu berupa kurva pertumbuhan sigmoid. Perubahan kemiringan pada kurva tersebut menunjukkan transisi dari satu fase perkembangan ke fase lainnya. Nilai logaritmik jumlah sel biasanya lebih sering dipetakan dari pada nilai aritmatik. Logaritma dengan dasar 2 sering digunakan, karena setiap unit pada ordinat menampilkan suatu kelipatan dua dari populasi. Kurva pertumbuhan bakteri dapat dipisahkan menjadi empat fase utama yaitu:
1.    Fase Lag (Fase Lamban atau Adaptasi)
Ketika bakteri berpindah dari media satu kemedia yang lain akan mengalami fase ini. Bakteri akan melakukan adaptasi terhadap lingkungan yang baru, lamanya adaptasi bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, jika medium dan lingkungan yang baru sama seperti medium dan lingkungan yang sebelumnya dan nutrient yang diperlukan tercukupi kemungkinan besar bakteri tidak memerlukan waktu lagi untuk adaptasi, tetapi jika media dan lingkungan tidak terpenuhi, maka bakteri memerlukan waktu untuk mensintesis enzim-enzim. Faktor yang kedua adalah jumlah inokulum semakin tinggi, jumlah awal sel aka mempercepat adaptasi.
2.    Fase Log /Pertumbuhan Eksponensial (Fase Pertumbuhan Cepat)
Pertumbuhan bakteri pada fase ini berlangsung sangat cepat. Bakteri melakukan pembelahan dengan gesit atau cepat dan konstan mengikuti kurva logaritmik. Pertumbuhan bakteri difase ini dipengaruhi oleh medium tempat tumbuhnya termasuk PH, nutrient, lingkungan sekitar termasuk suhu dan kelembaban udara. Pada fase ini mikroba membutuhkan energi lebih banyak dari pada fase lainnya. Pada fase ini kultur paling sensitif terhadap keadaan lingkungan. Akhir fase log, kecepatan pertumbuhan populasi menurun dikarenakan Nutrien di dalam medium sudah berkurang selain itu juga dikarenakan  adanya hasil metabolisme yang mungkin beracun atau dapat menghambat suatu pertumbuhan mikroba.
3.    Fase Stationer (Fase Statis atau Stationary Phase)
Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi lebih kecil karena sel tetap membelah meskipun zat-zat nutrisi sudah habis. Karena kekurangan zat nutrisi, sel kemungkinan juga mempunyai komposisi yang berbeda dengan sel yang tumbuh pada fase logaritmik. Pada fase ini sel-sel lebih tahan terhadap keadaan ekstrim seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan-bahan kimia.
4.    Fase Penurunan Populasi (Decline)
Pada fase ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami kematian karena beberapa sebab yaitu nutrien di dalam medium sudah habis, energi cadangan di dalam sel habis (Hamdiyati. 2012).
Tabel 1.2 Tabel Fase Pertumbuhan Bakteri ( Hamdiyati. 2012).
tabel kurva pertumbuhan bakteri.jpg

Fase-fase tersebut mencerminkan keadaan bakteri dalam kultur pada waktu tertentu. Diantara setiap fase terdapat suatu periode peralihan dimana waktu dapat berlalu sebelum semua sel memasuki fase yang baru.
Gambar 1.2 Kurva Pertumbuhan Mikroba (Hamdiyati. 2012)
Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1.    Temperatur, umumnya bakteri tumbuh baik pada suhu antara 25 - 35 derajat C.
2.    Kelembaban, lingkungan lembab dan tingginya kadar air sangat menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri.
3.    Sinar Matahari, sinar ultraviolet yang terkandung dalam sinar matahari dapat mematikan bakteri.
4.    Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu dapat menghambat bahkan mematikan bakteri (Massofa. 2008)
Pengaruh Bakteri Terhadap Kehidupan Manusia
Dipendahuluan telah disinggung beberapa pengaruh bakteri pada kehidupan manusia. Adapun pengaruhnya yaitu ada yang bersifat menguntungkan dan ada pula yang bersifat merugikan.
Manfaat/Kegunaan Bakteri Yang Menguntungkan Bagi Kehidupan :
1.    Membantu menyuburkan tanah dengan menghasilkan nitrat.
2.    Pengurai sisa makhluk hidup dengan pembusukan.
3.    Fermentasi dalam pembuatan makanan dan minuman.
4.     Penghasil obat-obatan seperti antibiotik.
5.    Mengurai sampah untuk menghasilkan energi.
6.    Membantu dalam pembuatan zat-zat kimia (Anshari. 2011).
Selain itu salah satu bakteri yang menguntungkan dalam bidang pertanian yaitu bakteri Rhizobium leguminosarum. Bakteri Rhizobium ini adalah salah satu kelompok bakteri yang memiliki kemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman (Luqman. 2012).
 Bakteri Rhizobium leguminosarum ini memiliki peranan terhadap pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan masalah ketersediaan nitrogen bagi tanaman inangnya. Pada tanaman legum, Rhizobium mampu mencukupi 80% kebutuhan nitrogen tanaman legum dan meningkatkan produksi antara 10% - 25%. Tanggapan tanaman sangat bervariasi tergantung pada kondisi tanah dan efektivitas populasi asli (Luqman, 2012).
Bila suatu bakteri Rhizobium leguminosarum ini bersimbiosis dengan tanaman legum, kelompok bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar di dalamnya. Akar tanaman tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya yang mampu mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian, akan terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah (Luqman. 2012).
Didalam bidang industri juga terdapat bakteri yang menguntungkan. Terutama di dalam bidang industri pangan, terdapat beberapa kelompok bakteri yang dapat digunakan dalam proses fermentasi dan hal ini telah banyak diterapkan pada pengolahan berbagi jenis makanan. Bahan pangan yang telah difermentasi pada umumnya akan memiliki masa simpan yang lebih lama, selain itu  juga dapat meningkatkan atau bahkan memberikan cita rasa baru dan unik pada makanan tersebut (Luqman, 2012).
Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan (Luqman. 2012)
No.
Nama produk atau makanan
Bahan baku
Bakteri yang berperan
1.
Yoghurt
susu
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus
2.
Mentega
susu
Streptococcus lactis
3.
Terasi
ikan
Lactobacillus sp.
4.
Asinan buah-buahan
buah-buahan
Lactobacillus sp.
5.
Sosis
daging
Pediococcus cerevisiae
6.
Kefir
susu
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis
Bakteri yang Merugikan Terhadap Kehidupan Manusia
Tidak semua jenis bakteri dapat  menguntungkan bagi kehidupan manusia. Beberapa diantaranya ada yang merugikan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Bakteri yang menyebabkan penyakit tuberculosis adalah contoh bakteri yang merugikan manusia secara langsung.
Pipa air ledeng berkarat adalah contoh pengaruh bakteri yang merugikan manusia secara tidak langsung banyak diantara bakteri yang menyerang manusia bersifat “oportunitis” artinya, bakteri-bakteri tersebut secara normal memang berbeda di dalam tubuh manusia namun begitu kondisi tubuh menurun, bakteri-bakteri tersebut akan  menimbulkan suatu penyakit. Misalnya bakteri Streptococcus pneumoniae bakteri ini hidup di tenggorokan semua orang sehat. Begitu daya tahan tubuh menurun, misalnya akibat kelelahan, bakteri tersebut berkembang biak secara cepat. Akibatnya, kita terserang penyakit tersebut (Anonymous. 2012).
Dampak Bakteri yang Merugikan Bagi Kehidupan Manusia:
1.    Menyebabkan penyakit bagi makhluk hidup termasuk manusia (bakteri parasit/patogen).
2.    Membusukkan makanan yang kita miliki.
3.    Merusak tanaman dengan serangan penyakit yang merugikan.
4.    Menimbulkan bau yang tidak sedap hasil aktivitas pembusukan.
5.    Membuat tubuh manusia kotor dipenuhi bakteri yang mengakibatkan bau badan (Hilwa. 2012).
Ayat Al- qur’an yang mendukung tentang adanya pertumbuhan mikroba dibumi ini pada surat al- Baqoroh ayat 164, Allah berfirman:
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
            Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu yang ada dibumi termasuk mikroba, makhluk yang sangat kecil, makhluk ini dapat  dimanfaatkan oleh manusia untuk kelangsungan hidup manusia dibumi.
Kesimpulan
1.    Umumnya reproduksi bakteri secara aseksual/vegetatif (tak kawin) dengan cara membelah diri secara biner melintang. Namun, juga terdapat beberapa bakteri yang melakukan pertukaran materi secara paraseksual.
2.    Kurva pertumbuhan bakteri dapat dipisahkan menjadi empat fase utama yaitu Fase Lag (Fase Lamban atau Adaptasi), Fase Log /Pertumbuhan Eksponensial (Fase Pertumbuhan Cepat), Fase Stationer (Fase Statis atau Stationary Phase), Fase Penurunan Populasi (Decline).
3.    Bakteri ada yang bersifat menguntungkan, ada yang bersifat merugikan. Bakteri yang bersifat  menguntungkan manusia dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti bidang industri pangan dan pertanian, sedangkan bakteri yang merugikan dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia.
Daftar Pustaka
Anonimous. 2012. Peranan Bakteri dalam Kehidupan Manusia (Online) http://ddayipartikel.blogspot.com (Diakses tanggal 2 Januari 2013)
Anshari, Fitrah. 2011. Perkembangbiakan Bakteri (Online) http://www.biologinews.blogspot.com (Diakses tanggal 18 Oktober 2012)
Dakhlan. 2009. Pembelahan Sel Secara Biner (Onlie) http://www.iptekdakhlan.blogspot.com (Diakses tanggal 17 Oktober 2012)
Hamdiyati, yanti. 2012. Perkembangan dan Pengendalian Bakteri (Online) http:// file.upi.edu (Jurnal) Diakses tanggal 18 Oktober 2012)
Hilwa, Fairus. 2012. Reproduksi Bakteri (Online) hhtp://www.ilushahab.blogspot.com (Diakses tanggal 17 Oktober 2012)
Kapti, Anysa. 2011. Struktur Sel pada Bakteri dan Cara Perkembangbiakan (Online) http://www.anysa.blogspot.com (Diakses tanggal 18 Oktober 2012)
Anonymous. 2012. Peranan Bakteri dalam Kehidupan Manusia (online) http://ddayipartikel.blogspot.com (Diakses tanggal 3 Januari 2013)
Luqman. 2012. Peranan Mikroba dalam Industri (Online).  http://luqmanmaniabgt.blogspot.com (Diakses tanggal 4 Januari 2013)
Massofa. 2008. Reproduksi Sel (Online) http://www.massofa.blogspot.com Diakses tanggal 18 Oktober
Mubarak, Miftah. 2012. Organisme Prokariotik (Online) http://www.goestosmart.blogspot.com (Diakses tanggal 18 Oktober 2012)
Yohandi. 2011. Reproduksi Bakteri (Online) http://www.yohandi.blogspot.com (Diakses tanggal 17 Oktober 2012)