A.
PEDIKULOSIS
Infeksi
kulit/rambut pada manusia yang disebabkan oleh Pediculosis (dari
family Pediculidae) dan yang menyerang manusia adalah Pediculus
humanus yang bersifat parasit obligat (di dasar rambut) yang artinya harus
menghisap darah manusia untuk mempertahankan hidup. Pedikulosis juga sangat
mudah untuk menular dan dapat menularkan tifus endemik dan gatal kambuhan.
Klasifikasi:
1.
Pediculus humanus capitis
2.
Pediculus humanus corporis
3.
Pthirus pubis (dulu Pediculus pubis)
1. PEDIKULOSIS KAPITIS
a. Definisi
Infeksi
kulit dan rambut kepala yang disebabkan Pediculus humanus variasi
capitis.
b. Epidemiologi
Penyakit ini lebih
menyerang anak-anak dan cepat meluas di lingkungan yang padat seperti asrama
dan panti asuhan. Ditambah lagi jika kondisi hygiene tidak baik (misalnya
jarang membersihkan rambut). Cara penularannya melalui perantara, misalnya sisir,
kasur, topi, dan bantal.
c. Etiologi
Kutu ini mempunyai 2
mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan menjadi kemerahan jika telah
menghisap darah. Betina mempunyai ukuran yang lebih besar (panjang 1,2 sampai
degan 3,2 mm lebar lebih kurang setengah panjangnya) daripada yang jantan
(sekaligus jumlahnya lebih sedikit).
Siklus hidupnya melalui
stadium telur, larva, nimfa, dan dewasa.
Telur (nits) diletakkan di sepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut
(makin ke ujung terdapat telur yang lebih panjang).
d. Patogenesis
Kelainan kulit
yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan gatal. Gatal
ditimbulkan oleh liur dan eksreta kutu yang dikeluarkan ke kulit sewaktu
menghisap darah.
e. Gejala Klinis
Gejala yang
dominan yaitu rasa gatal (terutama di daerah oksipital dan temporal). Karena
ada garukan, maka terjadi erosi, ekskoriasi, dan infeksi sekunder (ada pus dan
krusta). Bila infeksi sekunder berat, rambut akan menggumpal karena banyaknya
pus dan krusta (plikapelonika) dan disertai pembesaran kelenjar getah bening
regional (oksiput dan retroaurikular). Dalam keadaan ini menimbulkan bau busuk.
f. Pembantu Diagnosis
Caranya
dengan menemukan kutu atau telur. Telur berwarna abu-abu dan mengkilat. Juga
digunakan sinar Wood yang akan menampakkan telur dan kutu berfluoresensi.
Diagnosis Banding:
1. Tinea
kapitis
2. Pioderma
(impetigo krustosa)
3.
Dermatitis seboroik
g. Pengobatan
Pengobatan
dilakukan dengan memusnahkan semua kutu dan telur dan mengatasi infeksi
sekunder. Pengobatan terbaik dilakukan secara topical dengan malathion
0,5-1% dalam bentuk lotio atau spray. Caranya: malam sebelum tidur
rambut dicucui dengan sabun kemudian dipakai losio malathion, lalu
kepala ditutup dengan kain. Keesokan harinya rambut dicucilagi dengan sabun
lalu disisir dengan sisir bergerigi halus dan rapat. Pengobatan diulang
seminggu sekali bila masih terdapat kutu. Akan tetapi, obat ini sulit didapat,
yang mudah didapat di Indonesia adalah krim gama benzene heksaklorida
(gameksan) 1%. Cara pemakaian: setelah dioleskan lalu
didiamkan 12 jam, kemudian dicuci dan disisir agar semua kutu dan telur
terlepas. Jika masih ada telur, pengobatan diulang secara berkala. Obat lainnya
adalah emulsi benzl benzoat 25%.
Untuk
infeksi sekunder, sebaiknya rambut dicukur dan diobati dengan antibiotika
sistemik dan/atau topical, lalu disusul dengan obat yang telah disebutkan
sebelumnya dalam bentuk shampoo. Higiene merupakan syarat supaya tidak terjadi
residif.
Obat
lainnya: Permethrin, Lindane, Pyrethrin. NB : Pengulangan obat
dilakukan 2-10 hari karena telur sulit diberantas.
2. PEDIKULOSIS KORPORIS
a. Definisi
Infeksi kulit yang
disebabkan oleh Pediculus humanus corporis.
b. Epidemiologi
Penyakit ini lebih
menyerang orang dewasa terutama pada orang dengan hygiene buruk, misalnya
pengembala karena mereka jarang mandi dan jarang mengganti dan mencuci pakaian,
karena itu penyakit ini sering disebut Vagabond. Hal ini disebabkan kutu tidak
melekat pada kulit, tetapi pada serat kapas di sela-sela lipatan pakaian dan
hanya transien ke kulit untuk menghisap darah. Penyakit ini bersifat
kosmopolit, lebih sering pada daerah beriklim dingin karena orang memakai baju
tebal dan baju jarang dicuci.
c. Cara Penularan
1. Melalui pakaian
2. Pada
orang yang dadanya berambut terminal kutu ini dapat melekat pada rambut
tersebut dan dapat ditularkan melalui kontak langsung.
d. Etiologi
Pediculus humanus corporis
betina mempunyai ukuran panjang 1,2-4,2 mm dan lebar kira-kira setengah
panjangnya, sedangkan jantan relative lebih kecil. Siklus hidup sama dengan
pedikulosis pada kepala.
e. Patogenesis dan Gejala Klinis
Kelainan
kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan gatal. Gatal
ditimbulkan oleh liur dan eksreta kutu yang dikeluarkan ke kulit sewaktu
menghisap darah.
Umumnya hanya
ditemukan kelainan berupa bekas garukan pada badan, karena gatal baru berkurang
dengan garukan yang intens. Kadang timbul infeksi sekunder dengan pembesaran
kelenjar getah bening regional.
f. Pembantu Diagnosis
Caranya dengan menemukan kutu atau telur pada serat kapas
pakaian.
g.
Pengobatan
Pengobatan
dengan krim gameksan 1% yang dioleskan tipis di seluruh tubuh
dan didiamkan 24 jam, setelah itu baru pasien mandi. Jika belum sembuh bisa
diulangi 4 hari kemudian. Obat lainnya yaitu emulsi benzil benzoat 25%
dan bubuk malathion 2%. Pakaian deiberikan panas tinggi seperti direbus
atau disetrika untuk membunuh telur dan kutu. Jika ada infeksi selunder bisa
diberikan antibiotic sistemik atau topikal.
3.
PHTHIRUS
PUBIS
a. Definisi
Infeksi
rambut di daerah pubis dan sekitarnya Phthirus pubis.
b. Epidemiologi
Penyakit
ini menyerang orang dewasa dan dapat digolongkan dalam PMS (Penyakit Menular
Seksual), dapat juga menyerang daerah lain yang berambut, misalnya jenggot,
kumis, bulu mata. Infeksi juga terjadi pada anak-anak di daerah alis dan bulu
mata dan pada tepi batas rambut kepala.
c. Cara Penularan
Umumnya dengan kontak langsung (juga
hubungan seksual).
d. Etiologi
Kutu ini
berukuran panjang dan lebar yang sama (1-2 mm) pada betina. Pada jantan
ukurannya lebih kecil.
e. Patogenesis
Gejala gatal sama
dengan pedikulosis.
f. Gejala Klinis
Gejala yang dominan yaitu gatal di daerah pubis dan
sekitarnya. Gatal dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada, yang
ditemukan bercak-bercak yang berwarna abu-abu kebiruan yang disebut macula
serulae. Walaupun kutu ini dapat dilihat dengan mata telanjang, kutu ini
sulit dilepaskan karena kepalanya dimasukkan ke dalam muara folikel rambut.
Gejala
lainnya adanya black dot, yaitu bercak-bercak hitam yang tampak jelas pada
celana dalam berwarna cerah (atau putih) setelah bangun tidur. Bercak ini
merupakan krusta darah yang disalahartikan sebagai hematuria. Kadang disertai
dengan infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening regional.
g. Pembantu Diagnosis
Mencari telur atau
bentuk dewasa
h. Diagnosis Banding
1. Dermatitis
Seboroika.
2.
Dermatomikosis
i. Pengobatan
Pengobatan dengan krim gameksan
1% yang dioleskan tipis di seluruh tubuh dan didiamkan 24 jam, setelah
itu baru pasien mandi. Jika belum sembuh bisa diulangi 4 hari kemudian. Obat
lainnya yaitu emulsi benzil benzoat 25% dan bubuk malathion
2%. Pakaian deiberikan panas tinggi seperti direbus atau disetrika untuk
membunuh telur dan kutu. Jika ada infeksi selunder bisa diberikan antibiotic
sistemik atau topikal. Sebaiknya rambut pubis dicukur dan pakaian dalam direbus
dan disetrika. Mitra seksusal juga harus diperiksa dan jika perlu diobati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar