Kamis, 31 Januari 2013

Penyakit yang disebabkan Arthropoda



A.  PEDIKULOSIS
Infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan oleh Pediculosis (dari family Pediculidae) dan yang menyerang manusia adalah Pediculus humanus yang bersifat parasit obligat (di dasar rambut) yang artinya harus menghisap darah manusia untuk mempertahankan hidup. Pedikulosis juga sangat mudah untuk menular dan dapat menularkan tifus endemik dan gatal kambuhan.
Klasifikasi:
1. Pediculus humanus capitis
2. Pediculus humanus corporis
3. Pthirus pubis (dulu Pediculus pubis)
1. PEDIKULOSIS KAPITIS
a. Definisi
Infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan Pediculus humanus variasi capitis.
b. Epidemiologi
Penyakit ini lebih menyerang anak-anak dan cepat meluas di lingkungan yang padat seperti asrama dan panti asuhan. Ditambah lagi jika kondisi hygiene tidak baik (misalnya jarang membersihkan rambut). Cara penularannya melalui perantara, misalnya sisir, kasur, topi, dan bantal.
c. Etiologi
Kutu ini mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan menjadi kemerahan jika telah menghisap darah. Betina mempunyai ukuran yang lebih besar (panjang 1,2 sampai degan 3,2 mm lebar lebih kurang setengah panjangnya) daripada yang jantan  (sekaligus jumlahnya lebih sedikit).
Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa, dan dewasa. Telur (nits) diletakkan di sepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut (makin ke ujung terdapat telur yang lebih panjang).
d. Patogenesis
Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan gatal. Gatal ditimbulkan oleh liur dan eksreta kutu yang dikeluarkan ke kulit sewaktu menghisap darah.
e. Gejala Klinis
Gejala yang dominan yaitu rasa gatal (terutama di daerah oksipital dan temporal). Karena ada garukan, maka terjadi erosi, ekskoriasi, dan infeksi sekunder (ada pus dan krusta). Bila infeksi sekunder berat, rambut akan menggumpal karena banyaknya pus dan krusta (plikapelonika) dan disertai pembesaran kelenjar getah bening regional (oksiput dan retroaurikular). Dalam keadaan ini menimbulkan bau busuk.
f. Pembantu Diagnosis
Caranya dengan menemukan kutu atau telur. Telur berwarna abu-abu dan mengkilat. Juga digunakan sinar Wood yang akan menampakkan telur dan kutu berfluoresensi.
Diagnosis Banding:
1.      Tinea kapitis
2.      Pioderma (impetigo krustosa)
3.      Dermatitis seboroik
g. Pengobatan
Pengobatan dilakukan dengan memusnahkan semua kutu dan telur dan mengatasi infeksi sekunder.  Pengobatan terbaik dilakukan secara topical dengan malathion 0,5-1% dalam bentuk lotio atau spray. Caranya: malam sebelum tidur rambut dicucui dengan sabun kemudian dipakai losio malathion, lalu kepala ditutup dengan kain. Keesokan harinya rambut dicucilagi dengan sabun lalu disisir dengan sisir bergerigi halus dan rapat. Pengobatan diulang seminggu sekali bila masih terdapat kutu. Akan tetapi, obat ini sulit didapat, yang mudah didapat di Indonesia adalah krim gama benzene heksaklorida (gameksan) 1%. Cara pemakaian: setelah dioleskan lalu didiamkan 12 jam, kemudian dicuci dan disisir agar semua kutu dan telur terlepas. Jika masih ada telur, pengobatan diulang secara berkala. Obat lainnya adalah emulsi benzl benzoat 25%.
Untuk infeksi sekunder, sebaiknya rambut dicukur dan diobati dengan antibiotika sistemik dan/atau topical, lalu disusul dengan obat yang telah disebutkan sebelumnya dalam bentuk shampoo. Higiene merupakan syarat supaya tidak terjadi residif.
Obat lainnya: Permethrin, Lindane, Pyrethrin.  NB : Pengulangan obat dilakukan 2-10 hari karena telur sulit diberantas.
2. PEDIKULOSIS KORPORIS
a. Definisi
Infeksi kulit yang disebabkan oleh Pediculus humanus corporis.
b. Epidemiologi
Penyakit ini lebih menyerang orang dewasa terutama pada orang dengan hygiene buruk, misalnya pengembala karena mereka jarang mandi dan jarang mengganti dan mencuci pakaian, karena itu penyakit ini sering disebut Vagabond. Hal ini disebabkan kutu tidak melekat pada kulit, tetapi pada serat kapas di sela-sela lipatan pakaian dan hanya transien ke kulit untuk menghisap darah. Penyakit ini bersifat kosmopolit, lebih sering pada daerah beriklim dingin karena orang memakai baju tebal dan baju jarang dicuci.
c. Cara Penularan
1. Melalui pakaian
2. Pada orang yang dadanya berambut terminal kutu ini dapat melekat pada rambut tersebut dan dapat ditularkan melalui kontak langsung.
d. Etiologi
Pediculus humanus corporis betina mempunyai ukuran panjang 1,2-4,2 mm dan lebar kira-kira setengah panjangnya, sedangkan jantan relative lebih kecil. Siklus hidup sama dengan pedikulosis pada kepala.
e. Patogenesis dan Gejala Klinis
Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan gatal. Gatal ditimbulkan oleh liur dan eksreta kutu yang dikeluarkan ke kulit sewaktu menghisap darah.
Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa bekas garukan pada badan, karena gatal baru berkurang dengan garukan yang intens. Kadang timbul infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening regional.
f. Pembantu Diagnosis
Caranya dengan menemukan kutu atau telur pada serat kapas pakaian.
g.    Pengobatan
Pengobatan dengan krim gameksan 1% yang dioleskan tipis di seluruh tubuh dan didiamkan 24 jam, setelah itu baru pasien mandi. Jika belum sembuh bisa diulangi 4 hari kemudian. Obat lainnya yaitu emulsi benzil benzoat 25% dan bubuk malathion 2%. Pakaian deiberikan panas tinggi seperti direbus atau disetrika untuk membunuh telur dan kutu. Jika ada infeksi selunder bisa diberikan antibiotic sistemik atau topikal.
3.    PHTHIRUS PUBIS
a.    Definisi
Infeksi rambut di daerah pubis dan sekitarnya Phthirus pubis.
b.   Epidemiologi
Penyakit ini menyerang orang dewasa dan dapat digolongkan dalam PMS (Penyakit Menular Seksual), dapat juga menyerang daerah lain yang berambut, misalnya jenggot, kumis, bulu mata. Infeksi juga terjadi pada anak-anak di daerah alis dan bulu mata dan pada tepi batas rambut kepala.
c.    Cara Penularan
Umumnya dengan kontak langsung (juga hubungan seksual).


d.   Etiologi
Kutu ini berukuran panjang dan lebar yang sama (1-2 mm) pada betina. Pada jantan ukurannya lebih kecil.
e.    Patogenesis
Gejala gatal sama dengan pedikulosis.
f.     Gejala Klinis
            Gejala yang dominan yaitu gatal di daerah pubis dan sekitarnya. Gatal dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada, yang ditemukan bercak-bercak yang berwarna abu-abu kebiruan yang disebut macula serulae. Walaupun kutu ini dapat dilihat dengan mata telanjang, kutu ini sulit dilepaskan karena kepalanya dimasukkan ke dalam muara folikel rambut.
Gejala lainnya adanya black dot, yaitu bercak-bercak hitam yang tampak jelas pada celana dalam berwarna cerah (atau putih) setelah bangun tidur. Bercak ini merupakan krusta darah yang disalahartikan sebagai hematuria. Kadang disertai dengan infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening regional.
g.    Pembantu Diagnosis
Mencari telur atau bentuk dewasa
h. Diagnosis Banding
1.    Dermatitis Seboroika.
2.    Dermatomikosis
i.   Pengobatan
            Pengobatan dengan krim gameksan 1% yang dioleskan tipis di seluruh tubuh dan didiamkan 24 jam, setelah itu baru pasien mandi. Jika belum sembuh bisa diulangi 4 hari kemudian. Obat lainnya yaitu emulsi benzil benzoat 25% dan bubuk malathion 2%. Pakaian deiberikan panas tinggi seperti direbus atau disetrika untuk membunuh telur dan kutu. Jika ada infeksi selunder bisa diberikan antibiotic sistemik atau topikal. Sebaiknya rambut pubis dicukur dan pakaian dalam direbus dan disetrika. Mitra seksusal juga harus diperiksa dan jika perlu diobati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar